Minggu, 13 Desember 2015

Tugas Pengendalian Mutu Bakpao Kober


A.    LATAR BELAKANG
Bakpao Kober bergerak dalam bidang usaha dan perdagangan bakpao dengan orientasi pemasaran, terutama sekolah-sekolah di daerah purwokerto. Bakpao kober ini beralamat di Jalan Kober Gang  Pramuka  No.10 Kober, Purwokerto. Pemilik IKM (Industri Kecil Menengah) ini ialah Bapak Satimin mendirikan usaha tersebut pada tahun 2004, usaha tersebut merupkan tradisi turun-temurun keluarga. Modal awal yang digunakan oleh Bapak Satimin adalah 10 juta rupiah beliau mendapatkan modal tersebut dari pinjaman Bank BRI. Para pegawai rata-rata lulusan SD sampai SMP.

Perusahaan memproduksi bakpao berbagai rasa, yaitu rasa coklat, rasa kacang hijau, dan rasa strawberi. Bahan baku dalam pembuatan 50 buah bakpao terdiri dari 1 kg tepung terigu, serta bahan lain seperti selai pengisi (kacang hijau, coklat, dan strawberi), air, gula pasir, dan bahan bakar berupa gas elpiji. Bakpao dipasarkan atau dijual dengan cara  keliling dengan  menggnakan gerobak  yang langsung ditujukan kepada konsumen. Konsumen  berasal dari kalangan warga sekitar kota Purwkerto, biasanya  para penjual menjajakan bakpao mereka ke sekolah-sekolah. Perusahaan kecil ini juga menyediakan pesanan, seperti pesanan hajatan, syukuran ataupun acara-acara yang lain.
Mutu  merupakan  faktor  dasar  yang  mempengaruhi  pilihan  konsumen untuk  berbagai  ukuran  jenis  produk  dan  jasa.  Mutu  adalah  keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan,  dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan – harapan pelanggan (Feigenbaum,1989). Menurut Juran (1979), mutu merupakan kecocokan untuk digunakan, produk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan serta member jaminan kepercayaan pada konsumen. Selain itu, Fiegenbaum (1991) menyatakan bahwa mutu produk yang dihasilkan harus memenuhi harapan konsumen.
Mutu  merupakan  faktor  dasar  yang  mempengaruhi  pilihan  konsumen untuk  berbagai  ukuran  jenis  produk  dan  jasa.  Mutu  adalah  keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan, dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan – harapan pelanggan (Feigenbaum,1989).
Menurut  Kadarisman  (1994),  untuk  mempertahankan  mutu  produk pangan  sesuai  dengan  yang  diharapkan  oleh  konsumen  serta  mampu  untuk bersaing  secara global, maka perusahaan harus mengacu  sistem pengendalian mutu yang ditempuh dengan upaya-upaya sebagai berikut :
1.      Pengendalian Pengadaan Bahan Baku
Pengadaan  bahan  baku  baik  bahan  penolong  maupun  bahan  tambahan  industri harus  direncanakan  dan  dikendalikan  dengan  baik. Aspek-aspek  penting  yang  perlu  diperhatikan, yaitu  persyaratan-persyaratan  dan  kontrak  pembelian,  pemilihan  pemasok,  kesepakatan tentang  jaminan  mutu,  kesepakatan  tentang  metode-metode  verifikasi, penyelesaian  perselisihan  mutu,  perencanaan  dan  pengendalian, pemeriksaaan  dan  yang  terakhir  yaitu  tentang  catatan-catatan  mutu penerimaan.
2.      Pengendalian Proses Produksi
Pengendalian  mutu  proses  produksi  dilakukan  agar  mutu  produk akhir yang dihasilkan sesuai dengan target yang diharapkan. Pengendalian proses ini dilakukan secara terus-menerus. Inti pengendalian proses adalah sebagai  inventory  system (tujuannya  sebagai  pengendalian  kerusakan bahan  baku,  pengendalian  alat  dan  pemeliharaan alat),  sebagai  proses khusus  (proses  produksi  yang  kegiatan  pengendaliannya  merupakan  hal yang sangat penting terhadap mutu produk), dan sebagai pengendalian dan perubahan proses produksi.
3.      Pengendalian Produk Akhir
Tujuan  utama  dari  pengendalian  mutu  produk  akhir  adalah  untuk mengetahui  apakah  item  yang  dihasilkan  dapat  memenuhi  persyaratan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Menurut  Hubeis  (1999),  kegiatan  pengendalian  mutu  mencakup rangkaian kegiatan yang terdiri dari pengujian pada saat sebelum dan sesudah proses  produksi  yang  dimaksudkan  untuk  memastikan  kesesuaian  produk terhadap persyaratan mutu. Pengendalian mutu pangan juga dapat memberikan makna  upaya  pengembangan  mutu  produk  pangan  yang  dihasilkan  oleh perusahaan atau produsen untuk memenuhi kesesuaian mutu yang dibutuhkan oleh konsumen.
Pengendalian  mutu  dalam  suatu  perusahaan  memiliki  tujuan  ganda. Selain  untuk memperoleh mutu produk atau jasa yang sesuai  dengan  standar. Pengendalian mutu juga bertujuan menjaga pangsa pasar yang sudah dikuasai. Sehingga  perusahaan  dapat  menjaga  kelangsungan  hidup  perusahaan (Prawirosentono, 2002)
Proses  kegiatan  pengendalian  mutu  pada  berbagai  jenjang  kegiatan yang hubungannya dengan mutu antara lain :
1.      Pengawasan  mutu  bahan-bahan  di  gudang  meliputi  penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran.
2.      Pengendalian  kegiatan  pada  berbagai  jenjang  proses,  sesuai  dengan  SOP (Standart Operasional Prosedure).
3.      Mengawasi  pengepakan  dan  pengiriman  produk  ke  konsumen  atau langganan (Prawirosentono, 2002)
Pengawasan  mutu  merupakan  usaha  untuk  mempertahankan  mutu bahan  yang digunakan agar produk  yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi produk  yang  ditetapkan  berdasarkan  kebijaksanaan  pimpinan  perusahaan. Dalam  pengawasan  mutu  ini  semua  produk  dicek dan  semua  penyimpangan-penyimpangan  dari  standar  dicacat  kemudian  dianalisa.  Penyimpangan-penyimpangan  digunakan  sebagai  umpan  balik  (feed  back) bagi  pelaksana pengawasan  mutu.  Agar    mereka  dapat  melakukan  tindakan  perbaikan produksi pada masa yang akan datang (Assauri, 1980).

B.     PERUMUSAN MASALAH
Di balik daya tahan yang dimiliki, banyak kendala yang dihadapi IKM, khususnya dalam menghadapi era globalisasi. Salah satunya adalah masalah mutu produk yang dihasilkan, terutama oleh IKM produk pangan. Dalam hal ini banyak pihak manajemen IKM produk pangan belum menyadari pentingnya penerapan Quality Control (Pengendalian Mutu) dalam proses produksinya, sementara instrument legalisasi/peraturan dunia, bahkan dalam negeri semakin ketat mensyaratkan mutu produk berorientasi pada kepuasan dan keamanan pelanggan. Sebagai ilustrasi UU No. 8 tahun 1999 (Ariani, 1999) yang mewajibkan pelaku usaha untuk :
a.       Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku.
b.      Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu, serta member jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan.
c.       Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat pengguanaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan
d.      Memberi kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
Seiring dengan hal tersebut, maka dengan tuntutan yang semakin meningkat dari konsumen talah mengakibatkan persyaratan akan mutu produk dan jasa semakin tinggi, kemudian diikuti dengan harga produk yang semakin rendah, serta jaringan waktu distribusi barang yang semakin luas dan cepat.
Bakpao kober yang merupakan objek kajian, masih termasuk dalam kategori IKM dan merupakan salah satu industry produk pangan (bakpao) yang cepat atau lambat akan menghadapai permasalahan dalam hal tuntutan akan mutu produk yang semakin meningkat dari pelanggan-pelanggannya. Apalagi saat ini semakin banyak pilihan jenis dan merk bakpao di pasaran, maka apabila perusahaan ingin tetap bertahan di masa mendatang perlu mempertimbangkan pengembangan mutu produk secara serius. Oleh karena itu perumusan masalah dari kajian ini, apakah bakpao kober telah menerapkan pengendalian mutu dalam menjalankan usahanya.

C.    TUJUAN
Tujuan kajian ini adalah untuk melakukan analisa terhadap penerapan pengendalian mutu pada salah satu industri kecil/menengah, dalam hal ini ialah bakpao kober.

D.    MANFAAT
Manfaat dari kajian ini adalah mengetahui apakah bakpao kober telah melakukan penerapan pengendalian mutu dalam menjalankan usahanya.

E.     PROSEDUR DAN CARA PENGAMBILAN DATA
Lokasi kajian pengendalian mutu IKM ini adalah sebuah perusahaan pembuat bakpao yang beralamat di Jalan Kober Gang  Pramuka  No.10 Kober, Purwokerto. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah :
  1. Pengamatan langsung serta diskusi dan analisis yang berkaitan dengan kondisi umum perusahaan.
  2. Pengamatan langsung serta diskusi dan analisis yang berkaitan dengan pengolahan bakpao.
  3. Pengamatan langsung serta diskusi dan analisis yang berkaitan dengan pengendalian mutu bakpao.




Pengambilan data dalam kajian ini meliputi :
  1. Pengambilan data primer
a.       Pengamatan langsung di lapangan.
b.      Wawancara dengan pelaku usahan bakpao kober
c.       Observasi terhadap kegiatan dan hasil pengolahan dan pengemasan tepung terigu.
  1. Data sekunder diperoleh dari data pustaka dan literatur maupun sumber-sumber lain yang mendukung.

F.     HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Hasil
Pemiliki perusahaan adalah Bapak Sartimin yang telah menjalankan usahanya sejak tahun 2004. Selain bertindak sebagai pemiliki usaha, yang bersangkutan juga bertindak sebagai operator pembuatan bakpao. Bapak Sartimin tetap mengawasi jalannya usaha, serta berperan dalam pengambilan keputusan utama dan penentu kebijaksanaan perusahaan.
Jumlah pegawai saat ini berjumlah 6 orang pegawai dengan rata-rata berasal dari daerah Purbalingga. Usia rata-rata pegawai juga dikatakan cukup produktif karena rata-rata mereka berusia 20-30 tahun. Namun, pendidikan para pegawai masih rendah, rata-rata mereka hanya berpendidikan SD – SMP. Fungsi pegawai pada IKM ini hanya memasarkan produk kepada konsumen. Perusahaan memproduksi bakpao dengan berbagai rasa yaitu rasa coklat, rasa kacang hijau, dan rasa strawberi.
Peralatan produksi merupakan unsur dari proses produksi yang penting dan membutuhkan pemeliharaan rutin dan berkala. Peralatan yang digunakan dalam perusahaan ini adalah:


1.      Ember
Ember yang digunakan terdiri dari ember besar dan beberapa ember kecil. Ember besar digunakan untuk mencampurkan adonan bakpao, adapun ember kecil digunakan untuk wadah bahan pengisi bakpao. 

2.      Steamer
Steamers berfungsi untuk mengukus adonan bakpao. Steamers yang digunakan angat sederhana, yaitu terdiri dari kompor sebagai sumber panas menggunakan gas elpiji, wajan untuk memproduksi uap, besi sebagai penyusun, tampah sebagai ganti dari loyang, tabung bambu kecil sebagai penahan antara tampah satu dengan yang lain, serta penutup stemaer yang terbuat dari alumunium.

2.      Pembahasan
Pengendalian terhadap produk bakpao dalam perusahaan masih dilakukan secara sederhana dan belum terdapat pengendalian khusus terhadap parameter-parameter mutu seperti parameter kimi (pH dan cemaran logam), mikrobiologi (kadar E.Coli dan kapang) dan kandungan bahan baku (kadar gula, lemak, dan air) melalui penelitian laboratorium. Pengawasan yang dilakukan antara lain terhadap sifat fisik, bau, dan rasa bakpao dilakukan hanya dengan menggunakan panca indera.
Titik kritis (critical point) dalam pengendalian mutu pada bakpao kober terdapat proses-proses-proses :

a)      Pengendalian bahan baku
Pengendalian  mutu  bahan  baku  bertujuan  untuk  mempertahankan mutu  bahan  baku  yang  sudah  sesuai  dengan  standar  mutu  yang  telah ditetapkan.  Bahan  baku  merupakan  salah  satu  faktor  yang  menentukan dalam  proses  produksi  atau  pengolahan.  Apabila  bahan  baku  yang digunakan  bermutu  baik,  maka  diharapkan  produk  yang  akan  dihasilkan juga berkualitas baik. Menurut Kadarisman (1994), pengadaan bahan baku maupun  bahan  tambahan  industri  harus  direncanakan  dan  dikendalikan dengan  baik.  Aspek-aspek  penting  yang  perlu  diperhatikan  yaitu persyaratan  dan  kontrak  pembelian,  pemilihan  pemasok,  kesepakatan tentang jaminan mutu, dan catatan-catatan mutu penerimaan bahan.
Pengendalian bahan baku hanya dilakukan dengan memeriksa fisik dan kemasan bahan baku yang diterima dari pemasok meliputi keutuhan kemasan, kebocoran, kesesuaian ukuran yang dipesan, masa kadaluarsa, dan kerusakan lainnya. Apabila bahan baku yang dipesan jelek dan tidak sesuai, maka akan ditolak dan dikembalikan ke pemasok. Apabila bahan baku dinyatakan baik, akan ditempatkan di dalam gudang yang terletak di rumah pemilik usaha. Perusahaan telah memiliki persyaratan tertentu seperti kadar protein pada tepung terigu yang dipesan dan kontrak pembelian dengan perusahaan pemasok yaitu tepung terigu naga hijau.

b)      Pelaksanaan tahapan-tahapan proses produksi
Menurut  Kadarisman  (1994),  pengendalian  mutu  proses  produksi dilakukan  agar  mutu  produk  akhir  yang  dihasilkan  sesuai  dengan  target yang diharapkan. Pengendalian proses ini dilakukan secara terus-menerus. Inti  pengendalian  proses  adalah  sebagai  inventory  system (tujuannya sebagai  pengendalian  kerusakan  bahan  baku,  pengendalian  alat  dan pemeliharaan  alat), sebagai  proses  khusus (proses produksi yang kegiatan pengendaliannya  merupakan  hal  yang  sangat  penting  terhadap  mutu produk), dan sebagai pengendalian dan perubahan proses produksi.
Pembuatan bakpao terdiri dari dua bagian, yaitu pembuatan kulit dan pembuatan isi. Proses pembuatan kulit yaitu dengan mencampur kedua terigu, gula pasir, baking powder dan ragi instant. Kemudian diaduk rata dengan tangan, sebelum mengaduk pembuat telah memastikan bahwa kedua tangannya telah bersih. Kemudian menambahkan gula sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga kalis,  menambahkan garam, uleni terus hingga kalis dan elastis. Setelah itu menutup wadah adonan, diamkan di tempat hangat hingga mengembang 2x lipat. Sementara itu adonan isi dibentuk bulat-bulat sebesar kelereng. Disisihkan, kemudian dipipihkan, dan diberi isi ditengahnya lalu bentuk bulat. Lakukan hingga semua adonan habis. Diamkan 10 – 15 menit. Panaskan steamer hingga beruap banyak. Tutupnya dibungkus serbet agar uapnya tidak menetesi adonan. Kukus bakpao dengan dialasi kertas roti, kukus selama 15 menit.
Proses pembuatan isi kacang hijau yaitu dengan merebus kacang hijau hingga empuk, menambahkan gula secukupnya dan sedikit garam, dan dimasak hingga airnya mengering. Untuk isi coklat dibuat dengan mencampur gula dan bubuk cokelat, mengaduknya hingga rata. kemudian sisihkan. Adapun untuk isi strawberi sama dengan membuat isi coklat hanya bahan bubuk coklat diganti dengan selai starwberi.
Pelaksanaan produksi yang ideal akan melibatkan dua bagian yang saling terakit dalam menentukan mutu hasil produksi, yaitu bagian gudang atau penyimpanan dan bagian produksi. Mutu dari bakpao yang akan dihasilkan telah ditentukan sejak persiapan bahan di bagian gudang. Kesalahan penimbangan dan pemberian salah satu unsur bahan yang diminta oleh bagian produksi akan mempengaruhi mutu bakpao yang dihasilkan. Namun pada kenyataannya, perusahaan belum melangsungkan pelaksanaan produksi yang ideal karena bagian produksi tidak menentukan standar mutu bakpao yang akan dihasilkan serta tidak melakukan penimbangan menggunakan timbangan dalam penimbangan bahan baku maupun bahan tambahan, semua hanya didasarkan atas dasar perasaan serta pengalaman bagian produksi, dalam hal ini dirangkap oleh pemilik usaha, selama menekuni bisnis ini. Ketika memproduksi bakpao juga tidak ada prosedur baku, semua halnya hanya didasarkan atas pengalaman. Oleh karena itu, bisa dipastikan bakpao yang dihasilkan setiap harinya memiliki kualitas yang berbeda-beda alias tidak homogen karena tidak terdapat standar baku dalam menentukan mutu bakpao yang akan dihasilkan,tidak adanya prosedur baku dalam pembuatan bakpao serta standar baku penimbangan bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi.
Perusahaan juga tidak mempunyai gudang penyimpanan khusus untuk menyimpan bahan-bahan yang akan dilibatkan dalam proses produksi. Semua bahan hanya disimpan di dapur pemilik usaha.

c)      Pengendalian produk akhir
Pengendalian  mutu  tidak  hanya  dilakukan  pada  proses  produksi tetapi  juga dilakukan  pada  produk  akhir.  Hal  ini  ditujukan  karena  masih diperlukan  penanganan  lebih  lanjut  untuk  mempertahankan  mutu  produk sebelum  sampai  pada  konsumen.  Menurut  Kadarisman  (1994), pengendalian  mutu  produk  akhir  bertujuan  untuk  mengetahui  apakah produk  yang  dihasilkan  dapat  memenuhi  persyaratan  sesuai  dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Bakpao kober memproduksi bakpao dengan tiga pilihan rasa yaitu bakpao rasa coklat, bakpao rasa kacang hijau, serta bakapo rasa strawberi. Pengawasan yang dilakukan terhadap produk akhir antara lain terhadap sifat fisik, yaitu bau, dan rasa bakpao dilakukan hanya dengan menggunakan panca indera. Namun tidak ada parameter khusus untuk mutu produk akhir yang dihasilkan. Sekiranya dirasakan layak oleh pemilik usaha, maka bakpao siap dijual. Sehingga mutu bakpao yang dihasilkan tidak seragam dan sangat tergantung dari suasana hati pemiliki usaha.

G.    SIMPULAN DAN SARAN
1.      Kesimpulan
Bakpao kober belum melakukan proses pengendalian mutu dalam kegiatan produksi bakpao, seperti belum adanya prosedur baku dalam produksi, standar penimbangan baku dalam menimbang bahan, serta standar mutu produk akhir yang dihasilkan.

2.      Saran
Parameter pengendalian mutu sebaiknya ditentukan, agar dapat menghasilkan produk dengan mutu yang seragam setiap harinya serta mengadakan ruangan khusus yang berfungsi sebagai gudang penyimpanan bahan baku sehingga bahan baku selalu terjaga mutunya setiap kali akan digunakan karena hal ini akan mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan.





















DAFTAR PUSTAKA
Ariani, D.W. 1999. Manajemen Kualitas. Universitas Atmajaya. Yogyakarta.
Assauri, 1980. Manajemen Produksi. Universitas Indonesia. Jakarta
Feigenbaum, A. V . 1989.  Kendali Mutu Terpadu. Erlangga.
Feigenbaum. 1991. Total Quality Control. Mc Graw Hill Inc. New York.
Hubeis,  M.  1999.  Sistem  Jaminan  Mutu  Pangan. Pelatihan  Pengendalian Mutu dan Keamanan  Bagi  Staf  Pengajar.  Kerjasama  Pusat  Studi  Pangan  & Gizi  – IPB  dengan  Direktorat  Jenderal  Pendidikan  Tinggi.  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bogor.
Juran, J.M. 1979. Quality Control Handbook. Mc Graw Hill Inc. New York.
Kadarisman, D. 1994. Sistem Jaminan Mutu Pangan. Pelatihan Singkat dalam Bidang Teknologi Pangan, Angkatan II. Kerjasama FATETA IPB – PAU Pangan & Gizi IPB dengan Bogor Kantor Menteri Negara Urusan Pangan/ BULOG Sistem Jaminan Mutu Pangan. Bogor.

Prawirosentono,  Sujadi.  2002.  Filosofi  Baru  tentang  Manajemen  Mutu  terpadu Total Quality Manajemen.  Bumi Aksara. Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar